TARAKAN – Kejahatan di perairan Kaltara yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia dan Filipina semakin meningkat. Direktorat Polairud Polda Kaltara dianggap garda terdepan pengamanan perairan.
Kapolda Kaltara Irjen Pol Daniel Adityajaya mengungkapkan, wilayah Kaltara yang memiliki banyak perairan dan sungai, laut dan pulau. Sehingga keberadaan Direktorat Polairud sangat diperlukan.
“Ke depan, tantangan semakin berat dan tinggi. Sehingga kesiapan harus terus dipelihara dan bahkan mungkin ditingkatkan. Apalagi tidak lama lagi ada kontestasi pemilihan umum dan Pilkada, Pilpres dan Pileg. Sehingga ancaman juga semakin tinggi,” tegasnya,Kamis (8/12).
Kemampuan di bidang Polairud, khususnya menjaga keamanan sudah harus dilatih. Untuk menyempurnakan kemampuan personel menjaga perairan. Selain tugas di bidang preventif dan preentif, harus terus dilakukan untuk memastikan keamanan masyarakat di sekitar wilayah sungai, perairan maupun pelabuhan.
Mesti secara personel masih kurang kuantitas. Namun pihaknya akan terus mengajukan penambahan. Kekurangan personel tidak menjadi hambatan dan tantangan untuk membuat inovasi. Bagaimana bisa menganalisa ancaman dan menangani dengan baik.
Dalam waktu dekat juga akan ada penambahan alutsista, satu unit kapal pengangkut personel sebanyak satu peleton.
“Kalau alat utama sistem persenjataan (alutsista) sudah cukup lumayan kita punya. Cuma memang dibandingkan wilayah yang luas dan pengamanan yang harus dilakukan, (alutsista) masih kurang. Tapi, kami terus evaluasi dan memanfaatkan yang ada sebaiknya,” ungkapnya.
Dengan potensi ancaman yang tinggi di wilayah perbatasan, sesuai tugas pokok dan fungsi Polair menangani kejahatan di perairan, terutama perairan dalam. Patroli bersama dengan Angkatan Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan, KSOP, Bea Cukai dan instansi lain dalam pengamanan dilakukan cukup luas hingga di wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE).
Selain itu, pihaknya juga melakukan kerja sama dengan Kepolisian Diraja Malaysia. Dari beberapa kali pertemuan, terakhir Oktober lalu akan terus ditingkatkan untuk menjaga perairan wilayah perbatasan di wilayah Utara.
“Dari simulasi yang sudah dilakukan, sebagai pelatihan untuk kemungkinan terjelek. Jadi harus bisa menghadapi pelaku kejahatan yang berintensitas tinggi, seperti membawa senjata api. Memang harus latihan dan berkoordinasi dengan Brimob maupun TNI Angkatan Laut,” terangnya.
Sementara itu, Direktur Polairud Polda Kaltara Kombes Pol Bambang Wiriawan menambahkan, dari sejumlah kejahatan perairan yang sudah pernah ditemui di perairan Kaltara menjadi atensi khusus untuk diwaspadai. Terlebih lagi Ditpolairud Polda Kaltara merupakan garda terdepan pengamanan perairan.
“Kejahatan narkoba, PMI ilegal, penyelundupan dan illegal fishing merupakan perkara yang kami dapati di lapangan. Setiap perkara dengan modus berbeda. Sejauh ini semua perkara yang kami ungkap sudah inkrah,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya terus meningkatkan patroli di wilayah yang dimungkinkan rawan terjadinya tindak pidana. Seperti wilayah perairan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. “Wilayah perairan sekitar Sebatik, Nunukan perlu kami waspadai dan berpotensi terjadi pelanggaran. Karena berbatasan langsung dengan Tawau, Malaysia,” tutupnya. (kn-2)