Warga lintas kota dan lintas provinsi turut menyaksikan langsung prosesi kirab pernikahan Kaesang Pangarep-Erina Gudono. Tertarik menyaksikan keramaian serta menjajal makanan yang disajikan.
RETNO DYAH AGUSTINA, Solo
KITTY Mandang berangkat ke Solo bersama beberapa teman dari Jakarta. Tiba di kota yang dulu diwalikotai Joko Widodo (Jokowi) itu sejak Jumat (9/12), dia hadir sejak pukul 6 pagi di kawasan Loji Gandrung.
Di tengah kerumunan warga yang memakai baju olahraga untuk menikmati car free day, Kitty malah menggunakan kebaya dan kain batik. Begitu juga ketiga temannya, Bernadetta, Norma Tuwo, dan Dana Dee.
Walau antusias dengan acara prosesi di halaman Loji Gandrung, mereka tidak berani mendekat. “Desak-desakan ramai sekali. Ini saja sepatu saya kotor, tas juga robek,” ucapnya sambil menggelengkan kepala.
Tapi, empat perempuan itu sama sekali tidak kecewa. Mereka tetap percaya diri hadir di Pura Mangkunegaran, memanfaatkan tenda khusus untuk masyarakat umum yang ingin ikut kondangan.
“Ikut makan menunya, soalnya enak-enak banget pilihannya,” sahut Bernadetta.
Melihat Kaesang dan Erina lewat layar lebar saja sudah puas. Mereka juga mendoakan pasangan manten anyar itu bisa membina keluarga yang bahagia. Juga tentunya melahirkan anak-anak yang saleh dan salihah.
Kitty mengatakan, dirinya dan kawan-kawan memang mengidolakan Jokowi sejak lama. Apalagi, royal wedding kali ini juga membuat beragam kegiatan yang melibatkan masyarakat. Seakan terasa bahwa warga juga ikut berpesta.
“Keluarganya ramah sekali. Makanya, kami suka sama mereka,” jelas Kitty yang aslinya berasal dari Sulawesi Utara.
Mereka sengaja datang jauh-jauh hari agar bisa menginap dengan nyaman. Makin mepet hari H, makin banyak hotel yang sudah di-booking. Jadi, tak masalah meluangkan dua hingga tiga hari bersiap.
Arif Budi, salah satu warga Banyumas, Jawa Tengah, juga mengaku datang secara rombongan dengan tetangga-tetangganya. “Ada semacam ketuanya juga yang mengajak. Kami nggak kenal sih, tapi mau saja diajak,” ucapnya.
Mereka menginap di salah satu asrama kampus yang ada di Solo. “Ada bus khusus yang antar jemput. Jadi nggak kesulitan ke sini,” jawabnya.
Mereka bahkan diberi dress code yang sama, yaitu atasan putih dengan bawahan celana kain hitam atau batik bagi perempuan. Tenda khusus bagi masyarakat memang disediakan di halaman parkir sisi timur Pura Mangkunegaran.
Suguhan makanan diberikan di sisi pinggir tenda. Di tengah ruangan, kursi-kursi berjajar rapi dan bebas digunakan masyarakat umum untuk menikmati santapan. Sebelum masuk tenda, warga memang harus melalui serangkaian pemeriksaan.
Tas dan semua barang bawaan harus dibuka dan dicek oleh petugas. Kemudian, pemeriksaan body metal detector dilakukan secara detail. Jika dinyatakan aman, mereka baru bisa masuk ke tenda. Masyarakat memanfaatkan displai layar sebesar 1,5 kali layar bioskop untuk berfoto dengan tampilan digital Kaesang dan Erina.
Selain dua rombongan tersebut, banyak juga warga yang datang bersama keluarganya. Meskipun dari kota-kota di sekitar Solo saja. Pasangan Ari dan Ismi hadir dengan putranya yang masih berusia 3 tahun, Arka, dari Wonogiri, Jawa Tengah.
Perjalanan satu hari dilalui hanya untuk melihat kemeriahan Pura Mangkunegaran. “Ya mau lihat saja, banyak karangan bunganya ternyata. Sambil jajan-jajan dekat sini,” ucapnya.
Beda lagi dengan Nurul Aini. Warga Klaten, Jawa Tengah, itu malah datang subuh karena mengincar prosesi ngunduh mantu dan kirab. Salah satu momen yang dinantikannya adalah prosesi begalan. Prosesi itu dilakukan dengan menggantung puluhan alat rumah tangga dan diikat pada pikulan.
Sejak pukul 6 pagi, warga yang bakal masuk ke halaman Loji Gandrung sudah terlebih dulu diperiksa. Pemeriksaan yang dilakukan kurang lebih sama, yaitu pemeriksaan tubuh dan barang bawaan. “Aku nggak bawa apa-apa. Semua dititip ke uti (nenek) yang duduk di luar. Biar bisa nyelip-nyelip juga,” ucapnya sambil nyengir.
Begitu gerbang dibuka, warga langsung berebut. Dengan bangga, Nurul memamerkan teko dan termos yang dia dapatkan. “Berhasil dapat dua barang ini, satu mau saya kasih ke uti,” ucapnya. Setelah itu, dia juga masih berebut suvenir dompet yang dibagi-bagikan Kaesang dan Erina lewat kereta kencana sepanjang kirab. (*/c9/ttg/jpg)