Thursday, 2 October, 2025

Banyak Peminat Kosmetik TIE

TARAKAN – Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) Tarakan mengimbau masyarakat terkait peredaran kosmetik tanpa izin edar (TIE). Namun sangat disayangkan, diduga masih banyak peminat yang menggunakan kosmetik dan obat TIE yang mengandung bahan berbahaya.

“Memang ada masyarakat yang masih menanyakan proses perizinanya dan melakukan produksi sendiri. Kami sampaikan sangat berat, banyak peminatnya. Kalau mereka berani bermain hukum ditindak tegas. Sehingga mereka sadar, tidak boleh bermain dengan obat dan makanan tanpa izin,” tegas Kepala Balai POM Tarakan Herianto Baan, Minggu (26/2).

Langkah yang sudah dilakukan BPOM selama ini di antaranya, jika dari sisi penindakan yang didasari ada unsur kesengajaan untuk mengedarkan. Namun upaya hukum menjadi langkah terakhir untuk dilakukan penindakan.

“Jadi yang pertama dilakukan pembinaan. Bedakan pelaku usaha dan pelaku kejahatan. Kalau dia baru pertama kali, belum mengetahui. Ya kami lakukan pembinaan,” jelasnya.

Menurutnya, pemberian teguran dan peringatan jika sudah berulang. Maka sudah bisa dinilai itu suatu kesengajaan. Meski nantinya didapati ada pelaku usaha yang baru pertama kali memperdagangkan obat atau kosmetik TIE. Akan dilihat kembali unsur kesengajaannya.

“Jika ada niat melakukan itu, bisa ditindak walaupun baru pertama kali. Belum lama ini sudah ada beberapa kasus ditindak,” ungkapnya.

Bahkan belum lama ini, pihaknya sudah melakukan sosialisasi terkait obat dan makanan yang bermanfaat bermutu dan berkhasiat. Namun masih ada masyarakat yang belum mengetahui.

“Kami berharap informasi yang didapatkan dilanjutkan mereka ke masyarakat lainnya yang jadi tetangga mereka, termasuk komunitas. Sehingga efek domino terkait penyebaran obat dan makanan bisa tersampaikan,” harapnya.

Saat ini pihaknya tidak bisa memastikan semua masyarakat bisa mengetahui dan membedakan mana produk obat yang bermanfaat. Baik yang terdaftar secara resmi, obat yang memiliki izin edar juga makanan dan obat yang mengandung bahan berbahaya. Meski begitu, pihaknya terus melakukan sosialisasi obat, kosmetik dan makanan yang berbahaya.

“Diharapkan semakin sadar memilih obat makanan, bukan dilihat dari harga. Tapi dari mutu khasiat lewat izin edar yang ditetapkan. Bukan palsu tapi asli dan berkhasiat,” tuturnya. (kn-2)

Artikel Terkait

TINGGALKAN PESAN

Silahkan masukkan komentar anda
Silahkan masukkan nama anda

- Advertisement -

Artikel Terbaru