TANJUNG SELOR – Relokasi dua desa di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan yang terdampak pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sungai Kayan, hingga saat ini belum ada kejelasan. Meskipun, rencana peledakan dijadwalkan Juli mendatang.
Ada dua desa yang akan direlokasi, yakni Long Lejuh dan Long Pelban. Long Lejuh memiliki 114 KK (Kepala Keluarga) dan Long Pelban dengan 40 KK. Bupati Bulungan Syarwani mengaku, belum mendapat informasi terkait rencana relokasi dua desa itu. Bahkan, PT KHE (Kayan Hydro Energy) belum melakukan pertemuan untuk membahas relokasi.
“Sampai saat ini, kita belum dapat informasi. Termasuk penganggaran juga tidak ada informasi,” terangn Syarwani, Minggu (12/6).
Sampai saat ini, lanjut Syarwani, pembahasan titik relokasi hingga eksekusi tidak diketahui Pemkab Bulungan. Yang dikomunikasikan dengan Pemkab Bulungan hanya persoalan kawasan PLTA dan bendungan.
“PT KHE belum ada membahas terkait relokasi dengan kami,” imbuhnya.
Terpisah, Direktur Operasional PT KHE Khairony mengatakan, masih menyusun laporan dan dokumen terkait relokasi. Memang belum ada pembahasan dengan Pemkab Bulungan.
“Kita sedang menyusun laporan relokasi. Kemudian master plan sudah selesai. Kita akan bahas diinternal dahulu, kemudian dipresentasikan ke masyarakat, kecamatan, dan pemda,” jelasnya.
Untuk presentase mengenai relokasi, rencananya dilakukan di awal pengerjaan konstruksi. Dengan catatan dokumen dan laporan sudah rampung. Hal itu juga akan disertai dengan teknis relokasi dan kesiapan. Termasuk penganggaran saat melaksanakan relokasi.
“Anggarannya belum kita munculkan. Kecuali sudah selesai semua, termasuk perhitungan baru bisa kita informasikan,” ujarnya.
Mengenai fasilitas yang nantinya ada di tempat yang baru bagi dua desa terdampak, akan disesuaikan. Khususnya pada infrastruktur seperti jalan, pendidikan dan pendukung lainnya. (kn-2)
