TARAKAN – PT ASI Pudjiastuti Aviation yang mengelola maskapai Susi Air, berencana akan membangun hanggar di Bandara Juwata Tarakan.
Kepala Bandara Juwata Tarakan Agus Priyanto mengatakan, meski permintaan pembangunan hanggar tersebut diminta cepat oleh pihak Susi Air, pihaknya harus meminta izin terlebih dahulu kepada Dirjen Perhubungan Udara. Izin tersebut perlu didapatkan oleh Bandara Juwata Tarakan, lantaran pembangunan hanggar pesawat di luar master plan. “Tapi kebutuhan airlines dalam hal ini Susi Air, yang ingin membangun hangar, maka kami perlu mendapatkan rekomendasi dari Dirjen Perhubungan Udara,” katanya, Sabtu (26/3).
Saat ini pihaknya masih memohonkan agar izin tersebut bisa diberikan. Pengajuan pembangunan hanggar yang dilakukan oleh Susi Air, dilakukan sebelum adanya pesawat Susi Air yang ditarik keluar dari hanggar milik Pemerintah Kabupaten Malinau, di Bandara RA Bessing Kabupaten Malinau, Februari lalu. “Selain Susi Air, ada Smart Air juga yang berencana membangun hanggar di Bandara Juwata Tarakan,” jelasnya.
Pihak Susi Air mengajukan hanggar yang dibangun seluas 30×20 meter. Semua pembangunan akan menggunakan anggaran dari Susi Air. Apabila terbangun nantinya, maka pihak Susi Air akan menyewa lahan milik Bandara Juwata. Sewa-menyewa lahan lahan tersebut, diperbolehkan dan tidak ada aturan yang melarang.
“Itu semua ada klasifikasi sewanya dan itu (tarif sewa, red) sesuai dengan PP Nomor 15 tahun 2016,” jelasnya.
Apabila izin tersebut sudah keluar, lanjut Agus, maka pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Susi Air untuk segera menekan kontrak penyewaan lahan. Saat ini memang penerbangan perintis yang dilakukan Susi Air terbang dari Bandara Juwata Tarakan. Sebelumnya, penerbangan perintis dilakukan dari Bandara RA Bessing Kabupaten Malinau. Namun saat ini hampir semua pesawat Susi Air menginap dan proses pemeliharaan dilakukan di Bandara Juwata Tarakan.
“Pembangunan hanggar itu di sebelah timur. Kalau sebelah utara kami tidak rekomendasikan karena akan dibangun runway nanti,” tuturnya. (kn-2)
