TARAKAN – Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi Polri dipertaruhkan saat ini. Dengan adanya sejumlah kasus yang melibatkan oknum Polri.
Ditambah lagi masyarakat meyakini, masih banyak oknum polisi yang bergaya hidup mewah dan tidak sebanding dengan pendapatan resmi Polri. Menanggapi ini, Kapolres Tarakan AKBP Taufik Nurmandia mengatakan, sudah memberikan imbauan kepada anak buahnya agar tidak bergaya hidup mewah. Lebih mengutamakan hidup sederhana dan sesuai dengan perintah Kapolri. “Paling nanti dari Propam lah, pengecekan seperti imbauan,” tegasnya, Kamis (15/9).
Meski penyampaian dari Kapolri masih berupa imbauan, belum ada penerapan sanksi. Namun, jika ada oknum Polri yang memperlihatkan hidup mewah secara terbuka melalui media social. Dikhawatirkan malah terjadi keributan dan diberikan sanksi disiplin.
Terutama jika perbuatan oknum Polri tersebut dianggap meresahkan. Lantaran memamerkan harta ke medsos dan bisa di proses disiplin. Berbeda jika terjadi oknum Polri ini hanya menggunakan fasilitas, untuk bergaya hidup mewah. Namun tidak dipamerkan, maka hanya akan diberikan imbauan.
Penyampaian kepada semua anggota tidak hanya setelah Kapolri mengeluarkan instruksi saja. Kemungkinan ada alasan dari personelnya dengan menyebutkan memang memiliki orang tua kaya.
“Sudah disampaikan ke Bhayangkari juga, supaya jangan sampai pamer hidup hedon itu. Alhamdulillah di Tarakan sepertinya tak ada atau belum ada. Mau beli barang-barang yang bisa dipamer juga susah di Tarakan. Uangnya juga darimana,” tuturnya.
Meskipun pendapatan didapatkan dari usaha lain di luar Polri dan merupakan hasil jerih payah sendiri. Ia meminta agar tidak diposting ke medsos. Diakui Kapolres, sejauh ini belum ada laporan soal anggota hedon itu. Masyarakat yang misalnya mau mengadukan juga boleh.
“Kami akan lakukan peneguran kalau ada personel yang bergaya hidup hedon. Apalagi kalau masyarakat tahu tidak ada penghasilan lain,” pungkasnya. (kn-2)
