NUNUKAN – Moderasi beragama dalam kehidupan masyarakat, diterapkan untuk menjaga toleransi selama menjalankan ibadah. Memasuki bulan suci Ramadan 1445 H di Sebatik, Kabupaten Nunukan yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, Malaysia dilakukan kajian moderasi agama. Untuk memberikan pemahaman tentang paham toleransi beragama.
Ustadz Asmayadi mewakili Kementerian Agama Nunukan mengatakan, keberhasilan moderasi beragama dalam kehidupan masyarakat dapat diukur melalui empat indikator utama. Mencakup komitmen kebangsaan, anti kekerasan, sikap toleransi dan penerimaan terhadap tradisi lokal.
Kajian Islam untuk lebih memahami moderasi beragama digelar di Masjid Darul Istiqomah, Desa Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan, Minggu (10/3) lalu.
“Kami mengapresiasi teman-teman dari ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) Muda Nunukan yang membantu kajian ini. Kajian Islam ini tentunya perlu dilestarikan dan ditingkatkan, dalam bentuk kegiatan yang serupa,” terangnya, ditemui usai mengisi kajian.
Melalui kajian tentang moderasi agama, diharapkan bisa mengedukasi masyarakat agar menjalankan ibadah. Terutama di bulan Ramadan ini dengan tertib dan baik. Selain itu, pemahaman moderasi memiliki peran penting agar tercipta kerukunan beragama.
Ia mengungkapkan, moderasi merupakan proses yang kemudian menghasilkan toleransi. Sehingga bisa menjaga kerukunan umat beragama. Terutama di wilayah Sebatik yang berada di perbatasan negara.
“Dari moderasi inilah tercipta toleransi dan lahirlah kerukunan. Moderasi, toleransi dan kerukunan merupakan tiga hal yang sangat berkaitan,” ungkapnya.
Selain itu, moderasi beragama bagi semua agama memiliki tujuan saling berdamai, empati, dan menghargai setiap perbedaan keyakinan.
“Toleransi dapat dijadikan sebagai sikap dalam menghargai dan menghormati setiap perbedaan antar individu atau kelompok, baik masyarakat maupun agama,” terangnya.
Di lain pihak, Pengurus Masjid Darul Istiqomah Hermansyah juga berharap, melalui kajian yang dilakukan bisa memberikan pemahaman moderasi beragama kepada masyarakat. Ia harapkan program kajian serupa bisa dilaksanakan untuk menjaga toleransi beragama di Sebatik.
“Tak hanya di Masjid Darul Istiqomah, tetapi juga berlanjut di masjid lainnya. Sehingga moderasi beragama bisa dipahami semua masyarakat dan toleransi beragama bisa saling dijaga bersama,” singkatnya. (kn-2)