Wednesday, 19 February, 2025

Bakal Disiapkan Bantuan 1.000 Bibit Cabai

TANJUNG SELOR – Masyarakat agar bisa memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan produktif, untuk menanam seperti cabai, tomat dan jenis lainnya.

Mengingat, harga komoditas cabai saat ini mengalami peningkatan. Bupati Bulungan Syarwani mengaku, sudah meminta Dinas Pertanian mencari bibit cabai yang nantinya bisa dibagikan kepada masyarakat.

“Rencananya ada seribu bibit cabai yang diberikan kepada masyarakat Bulungan. Sehingga ke depan tidak lagi terjadi kekurangan atau kelangkaan untuk kebutuhan cabai,” terang Bupati, kemarin (15/9).

Selain cabai, saat ini untuk kebutuhan bawang merah belum bisa dimaksimalkan di wilayah Bulungan. Kebutuhan tersebut masih bergantung dari luar Bulungan. Jadi, keterlambatan pengiriman barang dari luar daerah, berimbas pada kelangkaan. Termasuk terhadap komoditas berupa telur dan daging.

“Kita berupaya memberikan dukungan semangat para petani dan peternak, untuk tetap eksis. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan bagi masyarakat,” harap Syarwani.

Dalam pengembangan sektor peternakan, masih terkendala dari sisi pakan ternak. Bulungan belum bisa menghasilkan pakan ternak sendiri. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan peternak lokal, masih didatangkan dari luar daerah. Untuk telur pun masih harus didatangkan dari luar Bulungan.

“Untuk harga telur di Pasar Induk, laporan yang saya terima sudah mengalami penurunan. Termasuk harga cabai. Sebelumnya dihargai Rp 120 ribu, sekarang menjadi di bawah Rp 100 ribu per kilogram,” sebutnya.

Kepala Dinas Pertanian Bulungan Ahmad Yani menanggapi permintaan Bupati, perihal pemenuhan bibit cabai bagi masyarakat. Termasuk yang berkaitan dengan pemanfaatan pekarangan rumah, dijadikan lahan produktif menanam cabai. “Tentu hal itu dinilai sangat penting. Dengan manfaatkan pekarangan rumah ditanami cabai, sehingga kebutuhan itu bisa dipenuhi untuk sehari-hari,” singkat Yani.

Hal yang sama dilakukan Dinas Peternakan dan Tanaman Pangan Kota Tarakan, yang akan menyalurkan bantuan bibit cabai. Namun akan diberikan kepada Kelompok Wanita Tani (KWT).

Pemberian bantuan ini seiring dengan keluhan yang terima. Bahwa petani juga ingin mendapatkan keuntungan dalam menanam cabai. Selama ini petani bergantung kepada pemberi modal, untuk pembibitan dan penjualan cabai.

“Kita mulai ada gerakan, terutama lokasikan bantuan bibit sarana produksi pertanian cabai untuk KWT,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Tanaman Pangan Kota Tarakan, Elang Buana, Kamis (15/9).

Rencananya, tahun depan pihaknya akan memberi bantuan serupa dengan luas wilayah sekitar 30 hektare. Pemetaan bantuan ini akan disesuaikan dengan wilayah yang akan dijadikan lokasi pertanian.

“Tidak terpusat, ada yang 10 hektare atau 5 hektare, di samping yang sudah ada. Nanti kami cari calon lokasinya, jadi ada pengembangan lokasi baru,” jelasnya.

KWT di Kota Tarakan cukup banyak yang sudah mendapatkan bantuan dan dukungan dari Pemerintah Pusat, untuk meningkatkan produksi hotikultura. Tak hanya cabai, komoditas lain seperti sayur turut dikembangkan KWT. Adapun nilai bantuan dari Pemerintah Pusat saat ini diterima oleh masing-masing kelompok KWT sebesar Rp 74 juta.

Saat ini sebagian besar petani menggunakan pestisida organik, untuk menanam cabai. Meskipun tidak semua hama dapat dibunuh oleh pestisida organik. “Paling tidak bisa mengusir hama, kalau non organik boleh saja dipakai tapi tertentu. Banyak juga produk Malaysia yang dilarang ke Indonesia, karena sangat keras dan itu kita pantau,” tuturnya.

Ia mengungkapkan, petani di Tarakan masih menggunakan pestisida yang keras. Padahal penggunaan pestisida berbahaya ini juga dapat terancam pidana bagi petani. “Kami di pengadilan sebagai saksi ahli, sering kami ada kegiatan itu soal Undang-Undang konsumen. Tapi ini khusus pestisida ya, kalau pupuk ini justru dari Indonesia ke Malaysia,” tegasnya. (kn-2)

Artikel Terkait

TINGGALKAN PESAN

Silahkan masukkan komentar anda
Silahkan masukkan nama anda

- Advertisement -

Artikel Terbaru