Friday, 3 October, 2025

Lebih Dekat dengan Komunitas Urban Toys Surabaya (Urtosu)

Komunitas Urban Toys Surabaya (Urtosu) resah dengan banyaknya mainan dari luar negeri yang masuk ke Indonesia. Mereka ingin mengakhiri dominasi tersebut dengan menyisipkan budaya lokal pada mainan yang dibuat.

MARIYAMA DINA, Surabaya

DUA belas tahun Urban Toys Surabaya (Urtosu) vakum. Pada 2022 Cak Mad, Hendrik, Rifqi, dan Rizky kembali menghidupkan komunitas pencinta mainan tersebut. Kini, di tangan empat pemuda dari latar belakang yang berlainan itu, Urtosu memiliki misi baru.

Misi yang dibawa adalah menyatukan budaya lokal pada mainan yang mereka buat. “Karena jujur, orang-orang luar negeri itu sebenarnya suka sama budaya-budaya dari Indonesia. Saya pernah tanya-tanya langsung kepada mereka,” jelas Rifqi. Dari temuan itu, Rifqi mulai membuat mainan dengan corak budaya Indonesia.

Langkah awal, dia membuat action figure dengan karakter pandawa. Itu terinspirasi dari action figure Naruto dan Marvel yang digemari anak-anak.

Menurut Rifqi, karakter pandawa lekat dengan dirinya. Sebab, dia adalah orang Jawa. “Saya orang Jawa. Jadi, saya ingin membawa karakter budaya Jawa pada mainan yang saya buat,” terangnya.

Karakter pandawa yang diciptakan Rifqi itu dinamai Milboy. Mainan tersebut dibuat dari bahan-bahan bekas. Yakni, kotak susu. Kotak itu dicat ulang agar terlihat menarik, lalu dipasangi kaki dan tangan. Baru kemudian dikreasikan menjadi karakter khas budaya lokal.

“Membuatnya memang butuh waktu. Namun, karena hobi, saya menikmatinya,” ucap Rifqi. Tiga teman Rifqi juga membuat mainan lokal. Mereka menambahkan unsur budaya asli Indonesia.

Perlahan, komunitas Urban Toys Surabaya kembali bergeliat. Menurut Rifqi, di kota-kota besar seperti Jakarta dan Malang sudah banyak komunitas urban toys dan aktif. Bahkan, karya-karya mereka sudah dikenal di luar negeri. Rifqi dan kawan-kawan pun ingin nama Surabaya mendunia.

“Kami ingin Urtosu Surabaya dikenal luas. Kalau individu, sebenarnya sudah banyak yang sering nerima order dari orang-orang luar negeri,” ujarnya.

Tak hanya membikin mainan, mereka juga membuat kreativitas unik lainnya. Salah satunya, memadukan jajanan lokal dengan mainan yang dibuat. Menurut Rifqi, Urtosu terus berupaya membuat karya-karya lainnya.

“Kami ingin menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Anak-anak memainkan mainan lokal,” paparnya. (*/c7/aph/jpg)

Artikel Terkait

TINGGALKAN PESAN

Silahkan masukkan komentar anda
Silahkan masukkan nama anda

- Advertisement -

Artikel Terbaru