TANJUNG SELOR – Pengurus Pusat (PP) Badan Koordinasi Mubalig se-Indonesia (Bakomubin), terus berupaya meminimalisasi adanya oknum-oknum penceramah yang dianggap radikal. Termasuk di Kalimantan Utara (Kaltara).
Saat berkunjung ke Kaltara, Ketua PP Bakumobin Dr H Ali Mochtar Ngabalin, mengatakan salah satu upaya dalam mengantisipasi adanya penceramah radikal, adalah meningkatkan sumber daya manusia (SDM) yang ada di Kaltara serta mendidik SDM dengan benar. “Pengetahuannya harus benar,” kata dia, Sabtu (9/4).
Dirinya juga sudah menegaskan kepada seluruh pengurus Bakomubin, agar tidak memberi kesempatan atau ruang kepada penceramah yang memiliki pemahaman lain. Seperti ada yang mengafirkan, berteriak, menyudutkan agama lain, suku, dan sebagainya.
“Itu mengganggu situasi. Antisipasinya menyiapkan banyak mubalig kita,” tegas dia.
Bahkan saat Musyawarah Nasional, pihaknya sudah membahas untuk menyiapkan mubalig-mubalig Indonesia yang berwibawa dan kuat. Guna mengantisipasi mereka yang berpaham radikal dan ekstremisme dalam menyampaikan ajaran agama.
“Ini menjadi ikhtiar kita, dalam menjadikan mubalig di Indonesia, khususnya Kaltara, untuk lebih baik. Dan tetap menjaga keutuhan dan keberagaman yang ada,” terangnya.
Bakomubin Kaltara, lanjut dia, harus mengembangkan kemampuan ilmu pengetahuan yang bagus dan memiliki moral, serta standar kelayakan terhadap kultur yang ada di Indonesia. Di atas mimbar misalnya. Mubalig harus memiliki peradaban tinggi. Santun, memiliki budaya serta pemahaman Islam yang dalam. Ini dilakukan, agar tidak gampang memvonis, menjatuhkan kesalahan, serta mengafirkan orang.
“Mubalig Kaltara harus memahami modernisasi beragama. Karena di Indonesia ada berbagai agama, kultur, budaya, suku, serta keturunan. Itulah yang membuat Islam lebih kuat karena bisa merangkul. Kaltara, saya harap jadi barometer dalam modernisasi umat beragama,” jelasnya. (kn-2)
