Sunday, 16 February, 2025

Tren Data Laka Lantas di Tarakan Alami Penurunan

TARAKAN – Sejak Januari-akhir Maret ini, Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Tarakan menangani 29 laporan kecelakaan lalu lintas (laka lantas). Tren data laka lantas semakin menurun sejak Januari-Maret.

“Di Januari ada 16 LP, Februari 9 LP dan Maret 4 LP. Namun fatalitas itu atau korban yang meninggal dunia ada 3 orang,” terang Kapolres Tarakan AKBP Taufik Nurmandia melalui Kasat Lantas AKP Rully Zuldh Fermana, Jumat (25/3).

Dari jumlah tersebut, ada korban laka ringan. Bahkan kebanyakan pengendara mengalami out of control atau laka tunggal. Rata-rata yang menjadi korban laka lantas dari pengendara roda dua. Faktor yang menyebabkan laka, biasanya terjadi karena kelalaian pengendara.

Ia mengakui, emosi saat berkendara sangat tergantung pada pengendara. Ditambah melihat faktor keselamatan. “Kita mau mematuhi peraturan engga. Jangan ngebut, tak melawan arah dan tak menyalip sembarangan. Itu kan tergantung kita juga. Walaupun kecelakaan bukan kehendak kita. Kalau kesadaran kita tinggi, bisa dicegah,” harapnya.

Khusus laka yang mengakibatkan luka berat hingga korban meninggal dunia, sering terjadi di sekitar wilayah Pantai Amal dan Juata. Sementara di wilayah perkotaan, biasanya menyebabkan fatalitas laka ringan hingga sedang. Karena memang fasilitas jalan beda. Di jalan menuju Pantai Amal menanjak dan kurang bagus. Sama halnya jalan arah ke Juata. Itu salah satu penyebab fatalitas tinggi.

Ia berharap ke depannya, tren laka lantas semakin menurun. Terlebih menjelang bulan Ramadan dan Idul Fitri mendatang. Pihaknya juga masih memetakan mobilitas warga yang berada di Juata dan Pantai Amal. “Nanti di bulan puasa kami antisipasi itu, masyarakat yang akan membeli sembako. Ditambah salah satu sembako (minyak goreng) yang menjadi incaran masyarakat,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Rully, akan mengantisipasi aktivitas kendaraan masyarakat saat mengabuburit (menunggu azan magrib jelang berbuka puasa). Baik itu di taman kota, sekitar Islamic Center dan pasar Ramadan.

“Itu juga menjadi atensi. Lalu pengawasan mobilitas yang tinggi di masjid. Mulai magrib sampai salat Tarawih. Bahkan ada kerawanan lagi menjelang sahur,” ujarnya.

Di waktu sebelum sahur hingga pagi hari, biasanya ditemukan ada aktivitas masyarakat yang melakukan balap liar di jalan. Saat memasuki Idul Fitri mendatang akan mengawasi mobilitas di sekitar tempat wisata. (kn-2)

Artikel Terkait

TINGGALKAN PESAN

Silahkan masukkan komentar anda
Silahkan masukkan nama anda

- Advertisement -

Artikel Terbaru