Sunday, 19 October, 2025

Untuk Keperluan Autopsi, Polisi Bongkar Makam Korban

TARAKAN – Pihak kepolisian melakukan autopsi kepada jenazah Rizki (20), korban yang diduga mengalami kecelakaan laut pada 13 November lalu. Autopsi dilakukan oleh pihak RSUD Jusuk SK Tarakan di sekitar pemakaman muslim di Gang 45, Kelurahan Sebengkok, Tarakan Tengah, sekitar pukul 09.00 Wita, Sabtu (26/3).

Isak tangis ibu dan keluarga korban tak terbendung saat jenazah Rizki diangkat dari liang kubur untuk dilakukan autopsi. Sekitar 3 jam, tim forensik melakukan autopsi di balik tenda.

Kapolres Tarakan AKBP Taufik Nurmandia menjelaskan, hingga kini keluarga korban masih mempertanyakan adanya dugaan tindak pidana dalam kecelakaan laut tersebut. Sehingga, dari tiga korban meninggal dunia, hanya 1 keluarga korban yang menginginkan untuk dilakukan autopsi. “Untuk memastikan lagi, penyebab dari kematian terhadap almarhum korban. Tetapi yang lebih tahu nanti forensik. Kami hanya melaksanakan autopsi. Sementara ini patokan kami laka. Cuma karena keluarha mengatakan ada perampokan, makanya kami lakukan ini untuk mencari penyebab kematiannya,” ujar kapolres.

Ia menegaskan, hasil autopsi bisa keluar dalam kurun dua pekan. Nantinya hasil autopsi dan hasil visum akan diselaraskan untuk mengetahui penyebab adanya luka yang diderita korban.

“Kami tidak bisa memastikan karena ahlinya sudah ada. Yang nantinya menyatakan itu selaras atau tidak dari hasil visum pertama. Yang jelas kita sama-sama menunggu,” ujarnya.

Sebelumnya, pihaknya juga telah melakukan reka adegan bersama Basarnas dan para saksi, di sekitar TKP yang diduga tempat ditemukannya korban di sungai Pamusian.

“Kalau di laut ini susah memang. Jadi kami berharap, bagi siapa saja yang melihat pertama kali kejadian, berkenan menjadi saksi dan menyampaikan pada pihak kepolisian,” katanya.

Hanya saja, barang bukti yang ditemukan hanya udang, uang tunai, dan tas. Sedangkan, speedboat korban juga belum ditemukan. Dari beberapa kejadian laka laut lainnya, diakuinya sulit menemukan barang bukti speedbot usai kejadian.

“Saksi sudah banyak, sekitar 21 orang. Termasuk Anak Buah Kapal (ABK) tugboat yang katanya mendengar dan beberapa orang yang mengetahui ceritanya. Saksi yang menyaksikan langsung belum ada,” ungkapnya.

Untuk diketahui, awalnya masyarakat menemukan jenazah Agusliansyah (38) mengapung di sekitar sungai Pamusian, sekitar pukul 19.30 Wita, 13 November lalu. Setelah ditemukannya Agusliansyah, diketahui ada dua orang rekannya Arfan (33) dan Riski yang juga berada di speedboat yang turut hilang. Keduanya kemudian ditemukan sekitar pukul 11.00 Wita, pada 15 November lalu.

Sementara itu, ibu korban, Ani Fatmawati, berharap bisa mengetahui penyebab kematian anaknya setelah dilakukan autopsi. Jika nantinya ditemukan adanya dugaan tindak pidana, bisa ditelusuri kembali oleh pihak kepolisian. Sehingga bisa mengungkap pelaku dugaan tindak pidana.

“Hasilnya agar transparan dan tidak ada lagi ditutup-tutupi. Karena kami mengharapkan keadilan untuk anak saya. Apapun itu penyebabnya, tolong sampaikan ke saya,” harapnya. (kn-2)

Artikel Terkait

TINGGALKAN PESAN

Silahkan masukkan komentar anda
Silahkan masukkan nama anda

- Advertisement -

Artikel Terbaru